Jeruk Lemon

Sumber Pustaka: https://doi.org/10.1016/j.jpba.2009.07.027

Nur Hidayat

Teknologi Industri Pertanian FTP – UB

Jeruk merupakan tanaman buah terpenting di dunia, dengan produksi tahunan sekitar 102 juta ton. Menurut sistem morfologi yang ditetapkan oleh Tanaka, jeruk nipis diklasifikasikan sebagai Citrus limon (L.) Burm. F. Buah lemon [C. limon (L.) Burm. f.] mengandung banyak komponen kimia alami yang penting, termasuk senyawa fenolik (terutama flavonoid) dan nutrisi dan non nutrisi lainnya (vitamin, mineral, serat makanan, minyak atsiri dan karotenoid).

Efek dan khasiatnya yang meningkatkan kesehatan telah dikaitkan dengan kandungannya, yaitu vitamin C dan flavonoid, karena karakteristik antioksidan alaminya. Secara keseluruhan, buah lemon, kaya akan flavonoid, merupakan bagian yang sangat penting dari diet seimbang, terutama karena perannya dalam pencegahan penyakit, seperti obesitas, diabetes, penurunan lipid darah, penyakit kardiovaskular, dan jenis kanker tertentu.

Flavonoid adalah salah satu kelompok metabolit sekunder tumbuhan yang paling tersebar luas, terdapat dalam berbagai macam buah dan sayuran yang dapat dimakan. Kerangka flavonoid terdiri dari dua cincin aromatik, yang dihubungkan melalui cincin piron atau hidropiron, masing-masing flavon atau flavanon.

Lebih dari enam puluh individu flavonoid telah diidentifikasi dalam Citrus sp. dan sebagian besar dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok: flavanon, flavon, dan flavonol. Selain itu, senyawa fenolik lainnya (asam fenolik, dll) juga terdapat pada spesies jeruk.

Flavanon adalah flavonoid jeruk yang paling melimpah (misalnya 98% pada jeruk bali, 96% pada jeruk nipis, dan 90% pada lemon). Flavanon adalah asam lemah dan dapat dengan mudah diubah menjadi kalkon isomer dalam media basa atau asam. Struktur kimianya hampir spesifik untuk setiap spesies, sehingga menjadikannya sebagai penanda pemalsuan dalam jus komersial.

Kulitnya lebih kaya akan flavonoid dibandingkan bijinya. Biji jeruk nipis mengandung eriocitrin dan hesperidin lebih banyak dan jumlah naringin sangat rendah. Sebaliknya, kulitnya kaya akan neoeriocitrin, neohesperidin dan naringin serta memiliki sedikit narirutin. Rutin dan myrIcetin adalah flavonoid paling melimpah yang ditemukan dalam jus lemon, sedangkan quercetin dan kaempferol ditemukan dalam kulit dan jus lemon.

Lemon telah dinilai sebagai bagian mendasar untuk diet sehat. Telah diketahui bahwa buah lemon dan produk sampingannya merupakan sumber senyawa fenolik (terutama flavonoid) dan nutrisi lain serta senyawa non-nutrisi (vitamin, mineral, serat makanan, minyak atsiri, asam organik, dan karotenoid) yang menarik. penting untuk pertumbuhan normal dan berfungsinya sistem fisiologis manusia.

Lemon merupakan sumber vitamin yang kaya untuk makanan manusia, vitamin C menjadi kandungan utama dalam jeruk ini. Vitamin lain yang terdapat dalam jumlah kecil adalah golongan A dan B (B1, B2, B3, B6 dan B9).

Mineral utama yang terdapat dalam lemon adalah potasium, meskipun mineral lain seperti kalsium, magnesium, dan fosfor juga terdapat dalam jumlah kecil. Selain itu, lemon mengandung sejumlah kecil tembaga, besi, mangan, selenium, natrium dan seng. Kalium merupakan mineral penting bagi kesehatan manusia karena penting untuk menjaga keseimbangan air-asam dan berpartisipasi dalam transmisi impuls saraf ke otot.

Biji Pepaya

Nur Hidayat

Anggota PATPI, PERMI dan APTA

Hari ini ada yang memposting tentang kehebatan Pepaya, yang disebut sebagai buah raja. Kalau menurut saya sih setiap buah itu punya kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan buah lain. Seperti orang, setiap orang itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Hanya sejauh mana kita mau memahai kelebihan dan kekurangannya maka kita akan dapat berlaku bijak

Begitu juga dengan bagian tanaman, baik buah, bunga, akar, batang dan daun juga ada nilai-nilai keunggulannya yang akan berbeda antar satu tanaman dengan tanaman yg lain, bahkan sama-sama papaya jika beda varietasnya juga akan beda komposisinya saat panen pun menentukan nilai nutrinya.

Namun karena dalam agama kita diajarkan untuk tidak mencaci makanan maka mari kita lihat kelebihan atau manfaat dari tiap buah. Kali ini saya akan menyampaikan tentang papaya. Dan bagian yang kita bicarakan adalah bagian yang sering tidak diperhatikan yaitu bijinya.

Buah pepaya dikonsumsi baik tanpa diolah maupun dalam bentuk olahan seperti agar-agar, permen, selai, dan acar. Lebih dari 50 varietas pepaya telah dicatat. Banyak bagian tanaman pepaya seperti akar, daun, kulit, getah, bunga, buah, dan biji memiliki manfaat nutrisi dan obat. Tanaman ini telah digunakan sebagai ethnomedicine selama beberapa dekade di daerah tropis dan subtropis di mana sebagian besar tumbuh. Motif terapeutik untuk penggunaan bervariasi, mungkin yang paling umum adalah obat cacing, desentri dan antitumor.

Sekitar dua puluh persen dari massa segar buah pepaya adalah biji (kecuali papaya tanpa biji). Biji pepaya biasanya dibuang selama pemrosesan buah tanpa memperhatikan nilai terapeutiknya. Bijinya kaya akan lemak tak jenuh dan bisa menjadi alternatif sumber minyak atsiri. Baik biji maupun daunnya mengandung protein, serat makanan, fitokimia, antioksidan, dan mineral. Sejumlah besar protein dalam daun pepaya membuatnya sesuai untuk peningkatan makanan berkarbohidrat tinggi sementara kandungan serat yang tersedia dapat memperlancar buang air besar. Selain itu, biji pepaya digunakan sebagai pengganti lada hitam dalam persiapan makanan karena rasanya yang pedas dan menyengat.

Buah, biji, kulit, dan daun pepaya memiliki nilai nutraceutical, yang membuatnya penting dalam makanan manusia. Bagian pepaya ini kaya akan zat gizi makro dan mikro dengan kadar yang bervariasi. Misalnya, biji dan daun mengandung protein 16–32%, terlepas dari kultivarnya. Benih mengandung jumlah lipid yang baik (21–30%), dan karbohidrat (8–58%) dalam biji dan daun menjadikannya sumber energi alternatif yang baik yang dapat melengkapi nutrisi pada kelompok masyarakat yang kekurangan gizi.

Penelitian juga mengungkapkan bahwa biji dan kulit pepaya kaya akan mineral (K, Ca, P, dan Mg). Mineral diperlukan untuk berfungsinya sistem fisiologis dan metabolisme tubuh manusia secara optimal. Asupan 100 g biji pepaya dapat memberikan tubuh manusia 15%, 120%, 35%, 80%, 130%, 60%, 80%, dan 70% dari K, Mg, Fe, Zn, Mn, Cu, P dan Ca masing-masing. Tapi ya siapa yang akan makan 100 g biji papaya? Makan buahnya saja sehari kadang tidak sampai segitu. Belum lagi yang dipilih adalah papaya tanpa biji.

Biji dan kulit pepaya mengandung sejumlah besar serat makanan. Serat makanan dikenal luas untuk beberapa manfaat kesehatan; mereka mengeluarkan racun dari sistem pencernaan, dan menurunkan kadar kolesterol. Kulit pepaya mengandung kadar air 68-87%, protein 7,00-20,00%, lemak 0,20-2,00%, dan abu 3,00-12,00%. Kulit ini juga dapat dianggap sebagai sumber makro-mineral dan trace mineral.

Biji pepaya merupakan sumber fitokimia yang baik. Mereka mengandung fitokimia yang berharga seperti fenolat, tokoferol, pitosterol, dan karotenoid. Fitokimia umumnya menawarkan serangkaian sifat yang bermanfaat dari anti-proliferasi sel kanker hingga pelindung terhadap cedera oksidatif seluler; mereka juga mengurangi risiko kejadian penyakit tidak menular. Fenolik, isotiosianat, terpen, fitosterol, flavonoid, dan antrakuinon sehingga melindungi lingkungan seluler terhadap dampak merusak dari aktivitas oksidatif dan inflamasi karsinogen.

Aktivitas antitumor pada ekstrak biji, daun, dan kulit dapat dijelaskan oleh fitokimia bioaktif seperti benzil isothiocyanate (BITC); fenolat, karotenoid, glukosinolat; dan flavonoid, alfa-tokoferol, dan likopen.

Efek antijamur dari senyawa bioaktif dalam ekstrak pepaya dijelaskan dengan baik dalam artikel penelitian obat tradisional. Ekstrak air dan alkohol dari biji, daun, kulit dan akar pepaya, diketahui mengandung aktivitas antijamur terhadap Penicillium citrinium, Aspergillus flavus, Colletotrichum gloeosporioides, Fusarium spp. dan Candida albicans

Pustaka: J.M. Dotto and S.A. Abihudi Scientific African 13 (2021) e00933

https://doi.org/10.1016/j.sciaf.2021.e00933

Asam Lemak Bebas

Ada pertanyaan dari alumni “apakah asam lemak bebas (ALB) yang terkandung dalam pakan dapat membahayakan ikan atau nantinya ikan yg dihasilkan banyak mengandung asam lemak bebas sehingga mudah tengik?”

Saya agak bingung menjawabnya. Mungkin sudah lupa kuliah kimia sehingga lupa metabolisme.

Saya bukan ahli ikan meskipun suka makan ikan. Tapi ada satu hal yang pasti, bahwa jika organisme mampu mencerna lipid maka sebenarnya dia punya enzim lipase. Enzim lipase akan memecah lipid menjadi trigliserida dan asam lemak bebas. Asam lemak bebas ini dalam tubuh akan dimetabolisme. Tubuh ikan apa juga memetabolisme ALB?

ALB sebenarnya diperlukan dalam metabolism untuk membentuk berbagai produk. Oleh sebab itu kitapun perlu mengkonsumsi lipid. ALB bebas ada yang dikenal sebagai asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.

Weh kok menyimpang dari pembahasan.

Ya karena saya bukan ahli ikan jadi nulis ALB saja nggih. Mungkin dikaitkan dengan tubuh kita, atau otak kita?

Berbahayakan ALB bagi otak kita?

Selain jaringan adiposa putih – otak dengan sekitar 60% lemak per berat kering adalah organ dengan kandungan lipid tertinggi dalam tubuh manusia. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan otak akan berbagai macam asam lemak jenuh dan tidak jenuh sebagai komponen untuk membangun membran, terutama selama sinaptogenesis, pembentukan dendrit dan selubung mielin dan biogenesis mitokondria. Diduga bahwa asam lemak dalam aliran darah dapat masuk langsung ke otak baik melalui difusi pasif atau melalui mekanisme yang dimediasi protein yang bergantung pada ATP.

Lipotoksisitas menggambarkan situasi metabolisme, di mana akumulasi lipid, terutama FFA jenuh, merusak di jaringan non-adiposa. Penyebab yang berbeda berkontribusi pada pengayaan FFA di jaringan otak. Pertama, otak mengambil FFA dari darah, ketika ada ketidakseimbangan antara asupan energi dan pengeluaran energi. Situasi ini terjadi selama sindrom metabolik dan diet tinggi lemak, dimana di otak, asam lemak jenuh diperkaya terutama dalam astrosit. Selain itu, cedera otak traumatis atau hipoksia menginduksi degradasi hidrolitik fosfolipid membran, dan dengan demikian FFA yang dibebaskan meningkat.

Muncul Kembali

Setelah sekian lama tidak muncul karena lupa password dan sebagainya. maka hari ini akan memulai lagi. semoga dimudahkan. alhamdulillah tanggal 12 Desember telah dilakukan pengukuhan

semoga bisa aktif menulis kembali

Solanin – racun pada kentang

Nur Hidayat

Kentang telah menjadi sumber karbohidrat yang juga mengandung protein 4,6% yang penting di dunia, bahkan di Indonesia, kentang bukan hanya sebagai sumber karbohidrat tetapi juga sering sebagai lauk pauk ataupun cemilan sehingga dibuatlah produk seperti kentang goreng, kripik kentang, sambel goreng kentang, perkedel dan sebagainya.

Selain sebagai sumber karbohidrat kentang juga mengandung senyawa yang berpotensi sebagai toksin yang disebut dengan solanin. Solanin ini terdapat pada semua bagian kentang terutama pada jaringan hijau pada kentang. Senyawa ini merupakan glikoalkaloid yaitu alfa-chaconin dan sejumlah kecil alfa solanin. Konsentrasi alkaloid ini biasanya kurang dari 0,04% (di bawah 10 mg per 100 g berat segar). Pengupasan dan pemotongan dapat meningkatkan jumlah alkaloid ini sehingga mencapai 15 mg/100g dan sinar dapat meningkatkan menjadi 30 – 76 mg/100g. kulit kentang mengandung 100 mg/100 g glikoalkaloid. Infeksi jamur  Phytophthora infestans dapat meningkatkan kandungan glikoalalloid menjadi 3 hingga 4 kali lipat.

Glikoalkaloid tidak rusak oleh pemasakan baik direbus, digoreng ataupun dibikin keripik.  Selama ini dalam studi farmakologi glikoprotein ini aman bagi manusia kecuali pada konsumsi yang berlebihan. Pengukuran konsumsi bukan pada berapa banyak glikoalkaloid yang dikonsumsi tetapi dikaitkan dengan berat badan konsumen. Beberapa relawan menunjukkan gejala keracunan pada tingkat konsumsi 0,3 – 0,7 mg/kg berat badan, pada kadar 1,25 mg ada yg menimbulkan muntah-muntah gejala seperti suhu badan naik, pusing, radang dapat terjadi setelah 8- 12 jam. Jadi pada dasarnya kentang aman dikonsumsi selama tidak berlebihan. Agama juga mengajarkan kita untuk tidak berlebihan dalam segala sesuatu